cover
Contact Name
STT Jaffray
Contact Email
sttjaffraymakassar@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
sttjaffraymakassar@yahoo.co.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Penerbitan Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Jalan Gunung Merapi No. 103 Makassar, 90114
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Jaffray
ISSN : 18299474     EISSN : 24074047     DOI : -
Jurnal Jaffray adalah jurnal peer-review dan membuka akses yang berfokus pada mempromosikan teologi dan praktik pelayanan yang dihasilkan dari teologi dasar, pendidikan Kristen dan penelitian pastoral untuk mengintegrasikan penelitian dalam semua aspek sumber daya Alkitab. Jurnal ini menerbitkan artikel asli, review, dan juga laporan kasus yang menarik. Review singkat yang berisi perkembangan teologi, tafsiran biblika dan pendidikan teologi yang terbaru dan mutakhir dapat dipublikasi dalam jurnal ini.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012" : 8 Documents clear
Memahami Nyanyian Jemaat Sebagai Sentral Musik Gereja Apa dan Bagaimana? Rohani Siahaan
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.57

Abstract

Banyak orang yang menganggap bahwa nyanyian jemaat dalamibadah tidak terlalu penting dibandingkan dengan nyanyian paduansuara atau musik lainnya yang ada di gereja. Dengan anggapan bahwajemaat sudah mengenal, sudah mengetahui, bahkan sudah menguasailagunya, maka tidak perlu ada persiapan atau pun latihan. Tentu saja inianggapan yang sangat keliru. Setiap umat hendaknya memahami bahwanyanyian jemaat yang digunakan dalam rangkaian liturgi ibadahharuslah dipersiapkan, dilatih, dan dipersembahkan dengan sebaikbaiknya.Sikap peduli nyanyian jemaat perlu dipertahankan, pemeliharaanbuku nyanyian harus terus menerus dilakukan. Memang harus diakui,kesalahan seringkali terjadi seperti: penggunaan lagu dari minggu keminggu itu-itu saja – tidak sesuai dengan tematik ibadah, kurang variatif,selera siapa (?) – penempatan nyanyian tidak sesuai dengan rumpunibadah – lagu tidak sesuai dengan kalender gereja, tidak sesuai dengandoktrin gereja – tetapi semua itu merupakan hal yang masih bisadihindari bahkan diperbaiki demi mencapai kesempurnaan.
Paradigma Misi Dokter Kristen Di Indonesia Dalam Terang Injil Lukas Simon Alexander Tarigan; Peter Anggu
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.53

Abstract

Sesuai dengan pokok masalah yang ada, maka yang menjadi tujuan dalampenulisan karya ilmiah ini adalah: untuk mengetahui pelaksanaan misi oleh dokterKristen di Indonesia dan sejauh mana misi itu dijalankan dilihat dalam terang InjilLukas.Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah iniuntuk mendapatkan data yang diperlukan adalah: Metode penelitian yang digunakanadalah “Penelitian Survei.” Populasinya adalah dokter Kristen yang ada di kotabesar di Indonesia di mana sampelnya diambil secara acak. Pengambilan datadilakukan dengan kuesioner dan wawancara.Adapun kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan karya ilmiah iniadalah: Pertama, jika misi dilihat dari aspek kasih, dapat dikatakan dokter Kristendalam penelitian ini belum terlalu materistis dan telah mempraktikkan kasih itu,khususnya dengan keberpihakan mereka kepada orang-orang miskin. Kedua,pengakuan iman yang baik tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hariseperti membaca Alkitab dan berdoa secara teratur. Ketiga, meskipun mayoritasresponden sadar bahwa pekerjaan mereka sebagai dokter adalah panggilan Tuhanuntuk melayani, namun kesibukan, padatnya jadual telah membuat panggilan itumenjadi kabur. Keempat, bahaya legalisme mulai tampak melihat banyaknya jumlahmereka yang bersaksi secara verbal, namun tanpa spiritualitas, mempraktikkan kasihtanpa nilai kemanusiaan yang utuh, pengakuan iman dengan bukti yang samar-samar.Kelima, sekalipun dari aspek kasih, dokter-dokter Kristen dalam penelitian inikelihatannya sudah melaksanakan misinya, namun secara keseluruhan, setelahdianalisis melalui komparasi, interpretasi dan deskripsi, secara deduktif dapatdiambil kesimpulan akhir bahwa mayoritas dokter Kristen dalam penelitian ini dandokter Kristen di Indonesia mempunyai keinginan untuk melaksanakan misinya,namun masih jauh dari paradigma misi Injil Lukas.
Misteri Allah Dalam Pandangan Paulus Dan Implikasinya Bagi Pemberitaan Masa Kini Mira Marleni Pandie
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.59

Abstract

Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penulisan karya ilmiah iniadalah: Pertama,Untuk mengetahui makna misteri Allah dalam pandangan Paulus.Kedua,Agar pemberita Injil memahami misteri Allah sebagai dasar bagipemberitaannya supaya mereka dapat melaksanakan tanggung jawab memberitakanInjil dengan benar.Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitianliteratur (Library research) yaitu menggunakan Alkitab, kamus, tafsiran dan bukubukuserta berbagai tulisan-tulisan yang terdapat dalam jurnal, yang berhubungandengan pembahasan dalam karya ilmiah penulis.Berdasarkan hasil uraian penulis dalam karya ilmiah tentang Misteri AllahDalam Pandangan Paulusdan Implikasinya Bagi Pemberitaan Masa Kini, makapenulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Rasul Paulusmemnberitakan misteri Allah bukan berdasarkan pemahaman agama-agama misteriYunani melainkan didasari oleh pemahamannya terhadap teologi Perjanjian Lama.Kedua, Paulus menyebut istilah misteri dalam pengertian bahwa Yesus Kristusadalah misteri Allah. Rahasia itu adalah kabar baik yang dinyatakan Allah dalamsejarah; rahasia itu adalah Allah sendiri, pusatnya ialah Kristus dan Paulusditugaskan untuk memberitakannya terus-menerus. Ketiga, Pada masa kini, orangpercaya yang telah terhisap dalam keselamatan Kristus juga memiliki tanggungjawab untuk memberitakan Yesus Kristus yang adalah misteri Allah sesungguhnya.
Makna Kata Kharis Berdasarkan Surat Efesus 2:8 dan Implementasinya dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini Rose Melly Merang; Robi Panggarra
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.54

Abstract

Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penulisan karya ilmiah iniadalah: Pertama, untuk menganalisis dan menafsirkan makna di balik kata kharisberdasarkan Efesus 2:8. Kedua, untuk membahas bagaimana mengimplementasikankharis dalam kehidupan orang-orang percaya masa kini.Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian naskahAlkitab, yaitu dengan kajian eksegesis Alkitab untuk menemukan makna teks yangsesuai dengan konsep yang ada dalam surat Efesus 2: 8. Penulis mengadakanpenelitian literatur (library research), terhadap berbagai sumber atau naskah-naskahyang memiliki korelasi dengan judul, antara lain: buku tafsiran-tafsiran kitab Efesusdan buku-buku yang berhubungan dengan kata kasih karunia yang disusun secaraeksposisi untuk mencapai maksud, sasaran dan tujuan penulisan.Berdasarkan hasil uraian penulis dalam karya ilmiah tentang makna katakharis berdasarkan Efesus 2:8 dan implementasinya dalam kehidupan orang percayamasa kini, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama, kasihkarunia adalah kehadiran Allah melalui Yesus Kristus ke dalam dunia, mati untukmenyelamatkan manusia, Ia bangkit dari kematian untuk memberi kemenangan bagiorang percaya dan Ia menyediakan tempat di sorga bagi orang yang percaya kepada-Nya. Kedua, kasih karunia merupakan anugerah keselamatan yang dianugerahkanoleh Allah secara cuma-cuma kepada manusia berdosa yang seharusnya dihukum dandimurkai oleh Allah. Ketiga, kasih karunia merupakan kemerdekaan yang Allahberikan bagi manusia atas dosa, melepaskan dari kuasa iblis, memulihkan manusiauntuk kembali bersekutu dengan Allah. Keempat, kasih karunia Allah merupakanpengampunan-Nya bagi orang berdosa yang datang bertobat kepada-Nya dengansungguh-sungguh. Kelima, kasih karunia adalah kuasa Allah melalui kehadiran RohKudus yang memberdayakan setiap orang percaya untuk melawan godaan dosa,melakukan kehendak Allah, hidup dalam kekudusan dan memberi kemampuanmelayani Tuhan serta menghadapi setiap masalah.
Mengapa Allah Memakai Dwight Lyman Moody? Kisah Hidup Seorang Pelayan Sekolah Minggu Hengki Wijaya
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.52

Abstract

Dalam pemeliharaan Allah yang kekal dan berdaulat, Allah telahmemilih untuk memakai orang-orang biasa, yang diberi kuasa RohKudus yang luar biasa, sebagai sarana utama yang melaluinya Diamenyebarkan kebenaran firman-Nya. Melalui perjalanan hidup DwightLyman Moody, penulis mengajak pembaca untuk mempelajari kuncikeberhasilan pelayanan dan kehidupan rumah tangga bersama anakanaknyayang dapat berjalan seimbang ditengah-tengah kesibukanmelayani Tuhan.Seorang pelayan Sekolah Minggu yang terus mengundang orangberdosa untuk datang kepada Kristus sampai akhir hidupnya adalahsesuatu yang menarik untuk diketahui bagaimana falsafah pelayanannyayang menyebabkan Allah memakai D.L. Moody dengan sangat luar biasa.Untuk hal tersebut maka penulis menuliskan suatu riwayat hidup D.L.Moody, seorang pelayan Sekolah Minggu.
Model Penginjilan dalam Yohanes 4:4-42 dan Implementasinya pada Masa Kini Stefany John Risna Abrahamsz; Petronella Tuhumury
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.55

Abstract

Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penulisan karya ilmiah iniadalah: Pertama, untuk mengetahui model penginjilan dalam Yohanes 4:4-42 dapatditerapkan. Kedua, untuk mengetahui implementasi model penginjilan pada masa kini.Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah iniuntuk mendapatkan data yang diperlukan adalah: Metode yang dipakai oleh penulisdalam penelitian ini adalah metode hermeneutik Alkitab, yaitu metode penelitiankepustakaan (library research) terhadap berbagai sumber data atau naskah-naskahyang mendukung serta memiliki korelasi dengan judul, di mana Alkitab merupakansumber utama serta menggunakan metode eksigesis yang disusun secara deskriptifuntuk mencapai sasaran dan tujuan penulisan.Berdasarkan uraian penulis dalam penulisan karya ilmiah tentang modelpenginjilan dalam Yohanes 4:4-42 dan implementasinya pada masa kini, maka penulisdapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Pertama, penginjilan adalah tugas utamabagi setiap gereja dan orang percaya secara pribadi yang telah menerima keselamatandari Allah. Kedua, penginjilan adalah wujud kasih orang percaya kepada Allah dankepada sesama manusia. Ketiga, penginjilan adalah pekerjaan yang mulia, sebabmembawa setiap manusia mengenali akan dosanya lalu bertobat menerima Yesussebagai juruselamat, dan percaya dengan sungguh bahwa di dalam Yesus adakeselamatan, pengharapan dan kepastian hidup yang kekal. Keempat, Penginjilanmerupakan pelayanan yang memiliki kekuatan Kuasa Allah, dan hal ini hanya dapatdilakukan oleh Roh Kudus (Lukas 24:49). Kelima, Sebelum memulai pemberitaanInjil terlebih dahulu haruslah menerima kuasa Roh Kudus. Keenam, Penginjil harusmengalami perjumpaan dengan Kristus terlebih dahulu sebelum menjadi saksi bagiKristus dan menjadi berkat bagi hidup sesama.
"Utuslah Aku": Eksposisi Yunus Pasal 3-4 Tentang Pengutusan Nabi Yunus Berdasarkan Perspektif Allah Menyesal Peniel C.D. Maiaweng
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.51

Abstract

mereka yang seharusnya dipanggilTuhan untuk pergi ke Niniwe (1:1-2), tetapi melarikan diri ke Tarsis (1:4-14), dan saat ini sedang berdoa dalam perut ikan besar dengankebingungannya (Yun. 2:1-9), akan kembali kepada panggilannya, yaituberbalik arah menuju ke Niniwe (3:1-2), untuk melaksanakanpelayanannya (3:4-9), karena Allah yang memanggil, walaupun Iadisebut Allah yang menyesal, tetapi Ia adalah Allah yang menyerukananugerah, Allah menerima pertobatan, dan diakui dalam pemberitaanPerjanjian Lama. Sebagai Allah yang menyesal, Ia adalah Allah yangterbuka terhadap orang-orang yang belum diselamatkan; Ia adalah Allahyang berdaulat untuk melakukan yang terbaik bagi manusia; Ia adalahAllah yang Mahatahu yang mengantisipasi segala perubahan sikap hidupmanusia di masa yang akan datang; Ia adalah Allah yang konsistenterhadap firman yang telah dinyatakan-Nya; dan Ia adalah Allah yangkonsisten terhadap sifat-sifat-Nya, sebagai Allah yang penyayang danpengasih serta panjang sabar dan berlimpah kasihs setia (4:2).
Tindakan Preventif Orang Tua Terhadap Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja Kristen Suatu Pengamatan di GKII Efata Airmadi di Manado Esti Christina Watt; Ivone Bonyadone Palar
Jurnal Jaffray Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v10i2.56

Abstract

Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penulisan karya ilmiah iniadalah: Pertama, Menemukan faktor-faktor pemicu para remaja Kristen terlibatdalam pergaulan bebas. Kedua, Menjelaskan tentang bahaya- bahaya dari pergaulanbebas bagi remaja Kristen. Ketiga, Menemukan pedoman atau langkah- langkahtindakan preventif bagi orang tua agar remaja tidak terjerumus dalam pergaulanbebas.Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah iniuntuk mendapatkan data yang diperlukan adalah: menggunakan metode wawancaradan metode penelitian buku-buku perpustakaan. Wawancara adalah salah satubagian yang terpenting dari setiap survai. Tanpa wawancara penelitian akankehilangan informasi yang hanya dapat di peroleh dengan jalan bertanya langsungkepada responden, wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis menarik kesimpulan sebagaiberikut: Faktor pemicu yang menyebabkan remaja jatuh dalam pergaulan bebasadalah (1) Pola asuh orang tua. Pada umumnya pola asuh orang tua mengikuti tradisiyang telah ada yaitu membesarkan anak dan member fasilitas pendidikan formal,tetapi tidak memperhitungkan kebutuhan perkembangan anak yang memerlukankomunikasi tentang pendidikan seks untuk membentengi dirinya dari akibatpergaulan bebas. Karena itu dianggap tidak perlu atau “tabu” diperbincangkansebelum sebelum anak dewasa atau menikah. (2) Perkembangan teknologi. Remajayang tidak mendapatkan ppendidikan seks dari orang tua mudah tergiur dan terjebakoleh informasi dari dunia teknologi karena apa yang mereka dapatkan dari informasiyang terus berkembang diluar dan akibatnya teknologi tidak lagi sebagai pemberiinformasi tetapi sebagai “panutan” yang menjawab kebutuhan remaja. (3) Temansebaya. Ikatan yang kuat antara remaja dengan teman sebaya serta lingkunganmereka yang menghalalkan segala cara untuk menikmati masa remaja dapatmembawa remaja kepada pergaulan bebas.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 21, No 2 (2023): October 2023 Vol 21, No 1 (2023): April 2023 Vol 20, No 2 (2022): October 2022 Vol 20, No 1 (2022): April 2022 Vol 19, No 2 (2021): October 2021 Vol 19, No 1 (2021): April 2021 Vol 18, No 1 (2020): Jurnal Jaffray 18, no. 1 April 2020 Vol 18, No 2 (2020): October 2020 Vol 18, No 1 (2020): April 2020 Vol 17, No 1 (2019): Jurnal Jaffray Volume 17, no. 1 April 2019 Vol 17, No 2 (2019): Oktober 2019 Vol 17, No 1 (2019): April 2019 Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018 Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018 Vol 16, No 2 (2018): Oktober 2018 Vol 16, No 1 (2018): April 2018 Vol 15, No 2 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No. 2 Oktober 2017 Vol 15, No 2 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No. 2 Oktober 2017 Vol 15, No 1 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No.1 April 2017 Vol 15, No 1 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No.1 April 2017 Vol 15, No 2 (2017): Oktober 2017 Vol 15, No 1 (2017): April 2017 Vol 14, No 2 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 2 (Oktober 2016) Vol 14, No 2 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 2 (Oktober 2016) Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 1, April 2016 Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 1, April 2016 Vol 14, No 2 (2016): Oktober 2016 Vol 14, No 1 (2016): April 2016 Vol 13, No 2 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 2 Oktober 2015 Vol 13, No 2 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13, No. 2 Oktober 2015 Vol 13, No 1 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 1 April 2015 Vol 13, No 1 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 1 April 2015 Vol 13, No 2 (2015): Oktober 2015 Vol 13, No 1 (2015): April 2015 Vol 12, No 2 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 2 Oktober 2014 Vol 12, No 2 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 2 Oktober 2014 Vol 12, No 1 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 1 April 2014 Vol 12, No 1 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 1 April 2014 Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014 Vol 12, No 1 (2014): April 2014 Vol 11, No 2 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 2 Oktober 2013 Vol 11, No 2 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 2 Oktober 2013 Vol 11, No 1 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 1 April 2013 Vol 11, No 1 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 1 April 2013 Vol 11, No 2 (2013): Oktober 2013 Vol 11, No 1 (2013): April 2013 Vol 10, No 2 (2012): Jurnal Jaffray Volume 10 No. 2 Oktober 2012 Vol 10, No 1 (2012): Jurnal Jaffray Volume 10 No. 1 April 2012 Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012 Vol 10, No 1 (2012): April 2012 Vol 10, No 2 (2012): Vol 10, No 1 (2012): Vol 9, No 2 (2011): Jurnal Jaffray Volume 9 No. 2 Oktober 2011 Vol 9, No 1 (2011): Jurnal Jaffray Volume 9 No. 1 April 2011 Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011 Vol 9, No 1 (2011): April 2011 Vol 9, No 2 (2011): Vol 9, No 1 (2011): Vol 8, No 2 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 2 Oktober 2010 Vol 8, No 2 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 2 Oktober 2010 Vol 8, No 1 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 1 April 2010 Vol 8, No 2 (2010): Oktober 2010 Vol 8, No 1 (2010): April 2010 Vol 7, No 2 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 2 Oktober 2009 Vol 7, No 2 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 2 Oktober 2009 Vol 7, No 1 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 1 April 2009 Vol 7, No 1 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 1 April 2009 Vol 7, No 2 (2009): Oktober 2009 Vol 7, No 1 (2009): April 2009 Vol 6, No 2 (2008): Jurnal Jaffray Volume 6, No. 2, Oktober 2008 Vol 6, No 2 (2008): Jurnal Jaffray Volume 6, No. 2, Oktober 2008 Vol 6, No 2 (2008): Oktober 2008 Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007 Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007 Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Jaffray Volume 4, No. 1, Juni 2006 Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Jaffray Volume 4, No. 1, Juni 2006 Vol 3, No 1 (2005): Jurnal Jaffray Volume 3, No. 1, Juni 2005 Vol 3, No 1 (2005): Jurnal Jaffray Volume 3, No. 1, Juni 2005 Vol 2, No 2 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 2 Desember 2004 Vol 2, No 2 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 2 Desember 2004 Vol 2, No 1 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 1 Juni 2004 Vol 2, No 1 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 1 Juni 2004 Vol 1, No 1 (2003): Jurnal Jaffray Volume 1, No. 1, Juni 2003 Vol 1, No 1 (2003): Jurnal Jaffray Volume 1, No. 1, Juni 2003 More Issue